Manfaat Permainan Dalam Proses Konseling Anak
Istilah game (permainan) memang tak asing lagi bagi anak
usia dini, bahkan bukan hanya mereka melainkan orang dewasapun banyak yang
menjadikan game sebagai pekerjaan atau prioritas utama dalam kehidupan
sehari-hari. Istilah game (permainan) dan play (bermain) sendiri
memiliki makna berbeda dalam literatur konseling bermain, (Rusmana, 2008). Play
sendiri bisa jadi merupakan kegiatan yang bisa dilakukan seorang diri tanpa
melibatkan orang lain sehingga ada kepuasan tersendiri ketika melakukannya.
Sedangkan game sendiri diartikan kegiatan yang membutuhkan kehadiran
orang lain, tanpa kehadiran pihak lwan makan permaian tidak akan menyenangkan.
Definisi bermain dijelaskan oleh Dockett dan Fleer (2000) “was a
process in enganging in aimles activities, could not be defined by activities,
rather that it was an attitude mind”. Bermain merupakan sebuah proses dalam
mengikutsertakan peserta dalam tujuan, namun lebih dari pembentukan sikap
didalamnya. Serta karakteristik bermain menurut Fromberg (1992) dan Dockett
& Fleer (2000) memberikan gambaran bahwa bermain mempunyai sifat: simbolis,
penuh arti, menyenangkan, kerelaan, pembangunan peran, episode (berlanjut).
Menurut Santrock (2006), bermain (play) ialah suatu kegiatan yang
menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Erikson
dan Frued (Santrock, 2006) berpendapat bahwa bermain merupakan suatu bentuk
penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan
dan konflik. Begitu juga dengan Piaget (Santrock, 2006) memangdang bahwa bermain
suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak.
Dalam kata lain permainan (game) dan bermain (play)
sangat berguna bagi kelangsungan proses konseling anak, bukan hanya membantu
memecahkan masalah dan membuat anak menceritakan masalahnya tetapi juga
membantu anak menikmati proses konseling itu sendiri sehingga merasa aman,
nyaman dan dihormati. Selayaknya orang dewasa kita tentu mengerti bagaimana
dunia anak dan bagaimana cara bergabung dengan anak.
PENULIS
ITA
NURLITA
0 komentar:
Posting Komentar